Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 109

Tubuh Sania agak menggigil. Dia seperti anak kucing yang mencari kehangatan, yang menggesekkan dirinya ke dada kokoh Bernard untuk mencari posisi yang lebih nyaman. Bernard terus berjalan dan menggendongnya melintasi lapangan rumput, menuju rumah utama yang terang benderang. Wanita yang berada di pelukannya tiba-tiba mulai bergumam. Suaranya lembut tetapi kurang jelas akibat mabuk. "Kakak ... " Langkah Bernard terhenti sejenak, lalu dia mengarahkan pandangannya ke arah Sania. Mata Sania terpejam. Bulu matanya yang panjang bergetar. "Kamu terlambat sekali ... " "Aku menunggumu ... sudah menunggu ... selama dua tahun ... " Perkataannya terputus-putus, seperti pecahan yang diambil dari kedalaman ingatan yang jauh. "Tapi ... kamu malah melupakan Sansan ... " "Kenapa kamu bisa ... melupakan Sansan?" Sampai akhirnya, suara wanita itu menjadi serak. Dia mulai terisak pelan. Air mata hangat mengalir di sudut matanya dan membasahi kemeja Bernard. "Kamu lupa dengan janji kita ... " Bernard menge

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.