Bab 117
Joel menundukkan kepala. "Baik, Bu, akan segera saya atur."
Sampai di aula bawah.
Kepala pelayan bersama para pelayan, semua berdiri di pintu, menatap Sania dengan penuh enggan, mata mereka sarat ketidakrelaan.
Sania berhenti melangkah. Dari tas kecil yang dibawanya, dia mengeluarkan sebuah kotak mungil nan indah, lalu menyerahkannya pada kepala pelayan.
Dengan lembut dia berkata, "Tolong serahkan kalung ini pada Paman Fendi. Biar dia yang memakainya."
Terhenti sejenak, Sania menambahkan, "Kalung ini sudah diberkati oleh Tuhan, semoga bisa melindungi beliau agar panjang umur dan sehat selalu."
Dengan tangan bergetar, kepala pelayan menerima kotak itu. Matanya memerah, lalu dia mengucapkan serangkaian doa tulus penuh haru kepada Sania.
Mobil perlahan meninggalkan kediaman megah, tetapi dingin itu.
Saat mobil sampai di gerbang besar yang megah, Sania melihat melalui jendela, ada sebuah Maybach hitam yang sangat dikenalnya, serta sosok tegap yang begitu familier di sampingnya.
Hati Sania

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda