Bab 118
Dia kembali menelepon Joel, suaranya dalam hingga menakutkan.
"Nomor telepon Windi."
Joel tidak berani menunda, dan segera menyebutkan serangkaian angka.
Bernard langsung menekan nomor itu.
Telepon berdering beberapa kali, lalu tersambung.
Belum sempat Bernard bicara, dari seberang terdengar suara Windi yang meledak-ledak penuh amarah.
"Bernard! Kamu masih punya muka menelepon ke sini?"
"Aku dulu benar-benar buta sampai percaya pada omong kosongmu!"
Suara Windi bercampur tangis, tajam dan penuh kemarahan.
"Kamu bilang bisa menjaga Sania dengan baik! Hasilnya? Sekarang dia terluka lebih parah daripada sebelumnya! Kalau kamu mau jadi pelindung Karina, jangan lagi mengusik Sania!"
"Dasar bajingan! Huh!"
Dia mengumpat sembarangan, emosinya begitu meluap, dan sama sekali tidak memberi kesempatan Bernard bicara.
Setelah memaki cukup lama, Windi pun membanting telepon dengan keras.
Bernard menggenggam ponsel, mendengar nada sibuk di darinya. Wajahnya tetap datar, tetapi aura di sekitarnya men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda