Bab 14
Dalam sekejap ...
Di tengah kerumunan, dua sosok tegap seperti panah lepas dari busurnya, menerobos kekacauan dan berlari kencang ke arah Sania.
Waktu terasa melambat tak berujung.
Rasa sakit hebat yang diperkirakan tak kunjung datang.
Sebelum hujan pecahan kaca turun, Sania melihat sosok putih melintas.
Lalu, dada bidang yang hangat tiba-tiba menabrak punggungnya, memeluknya dengan erat.
Benturan yang berat itu hampir membuatnya sesak napas, tapi yang datang setelahnya adalah rasa aman yang kuat dan kokoh.
Di telinganya terdengar suara pecahan kaca yang berjatuhan, gemeretak dan memekakkan telinga, namun terhalang oleh sebuah pelindung.
Pria itu menggunakan tubuhnya sebagai tameng, menahan semuanya untuk Sania.
Suara gaduh perlahan mereda. Sania berkedip gemetar, lalu perlahan membuka matanya.
Yang terlihat pertama kali adalah garis rahang tegas Riko, serta sorot mata dalamnya yang tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan gelisah.
Dia memeluk lengan Sania erat-erat, hingga kehangatan tu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda