Bab 173
Wajah Bernard dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan.
Sania menatap ekspresi itu, dan bibirnya terangkat membentuk senyum tipis. Senyum yang penuh dengan ejekan.
"Bernard, keinginanmu tercapai."
Tatapan dingin dan asing Sania membuat Bernard panik. Kepanikan itu menyeruak ke dalam hatinya.
Dia tiba-tiba meraih pergelangan tangan Sania, genggamannya begitu kuat seolah bisa menghancurkan tulangnya.
"Sania! Bukan aku yang melakukannya! Aku akan menyelidikinya sampai tuntas! Percayalah padaku!"
Sania melepaskan tangannya dengan gerakan tegas, tanpa ragu sedikit pun.
"Itu sudah nggak penting."
Suaranya pelan, lalu berubah ringan, seolah hanya membicarakan cuaca.
"Hanya ... sebuah 'janin'. Nggak layak membuat Pak Bernard terlalu peduli."
Kata "janin" dia ucapkan dengan tenang.
Namun, sorot matanya penuh racun kebencian yang tidak berujung.
Bernard semakin panik, seolah ada tangan tidak terlihat yang mencengkeram jantungnya, membuatnya sulit bernapas.
Dia melangkah maju, merangku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda