Bab 234
"Asal kamu biarkan aku selamat sampai ke bandara, syaratnya terserah kamu!"
Itu adalah komprominya yang terakhir.
Namun, Pak Stefan seperti mendengar lelucon yang luar biasa.
Dia tiba-tiba mencabut pistol hitam dari pinggangnya. Gerakannya sangat cepat sampai orang tidak sempat bereaksi.
"Dor!"
Peluru tepat menembus lengan kanan Riko. Darah segar seketika membasahi kemeja putihnya.
"Merebut orangku, masih berani bicara soal syarat? Apa kamu pantas?"
Suara Pak Stefan sedingin es, sarat dengan niat membunuh yang tidak disamarkan.
"Serang!"
Perintahnya meluncur.
Begitu terdengar suara tembakan, orang-orang dari kedua pihak hampir bersamaan menarik pelatuk.
"Dor dor dor!"
"Dor dor dor dor!"
Deru tembakan rapat memekakkan telinga. Peluru bersilangan di udara, percikan api beterbangan, dan peluru yang menghantam kaca antipeluru menimbulkan suara yang menusuk telinga.
Situasi seketika berubah kacau balau, udara dipenuhi asap mesiu dan bau darah.
Tepat pada saat genting itu.
"Kreek ... "
Pintu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda