Bab 282
Sania menoleh ke arah Bernard, mata indahnya berkilau memantulkan cahaya bintang, menyimpan kelembutan yang tidak bisa disembunyikan.
Detak jantung Bernard seolah berhenti sejenak. Dia ingin mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Sania.
Namun, Sania menarik tangannya, menatap langit berbintang, seolah sedang memikirkan sesuatu yang jauh.
"Apa kamu ... ingin cari ... orang tua kandungmu?" tanya Bernard tiba-tiba.
"Sejak aku tinggal di rumah Keluarga Santosa, aku sudah punya orang tua." Sania selalu merasa bersyukur akan hal ini. "Yang lainnya, biarlah mengikuti takdir."
Dia tidak lagi terikat pada orang tua kandungnya. Dia memang membenci mereka saat kecil, tetapi tidak lagi memikirkan mereka setelah dewasa.
Bernard menatap Sania yang begitu tenang, dan detak jantungnya makin tidak teratur.
Mereka berdua berbaring berdampingan di atas alas lembut, tidak lagi berbicara. Di atas mereka, langit bertabur bintang. Di sekitar mereka, hanya ada suara napas masing-masing.
Angin malam berhe

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda