Bab 20
"Apa, Pak Arvin mau menyulitkannya?" Nadine sengaja berkata begitu karena takut Arvin akan balas dendam pribadi.
Seperti dugaan, Arvin mendengus, "Dia nggak pantas."
...
Gavin baru saja membasuh wajahnya dengan air dingin, berusaha menenangkan diri, ketika terdengar langkah kaki mendekat.
Saat membuka mata dari genangan air, pria berjas mahal yang penuh wibawa itu sudah berdiri dua langkah di sampingnya. Sorot matanya datar dan dingin, seperti sedang menatap seekor semut yang menyebalkan.
"Pak ... Pak Arvin ...." Gavin refleks berdiri tegak.
Arvin meliriknya sekilas, lalu menunduk membilas lengan dengan air. Sabun cair dia gosok sampai ke bawah siku, lalu dibilas berulang-ulang.
Dia tidak bicara, justru Gavin yang lebih dulu tidak tahan dengan keheningan itu.
"Pak Arvin, kamu dan Nadine ...."
Arvin menatapnya lewat cermin, matanya tajam, "Kamu barusan menyatakan cinta pada istriku di depanku."
Dan bahkan bilang mau mengejarnya.
Wajah Gavin langsung memucat dan terlihat percaya, "Kalian

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda