Bab 21
Suara Arvin terdengar dingin, seperti sedang menahan sesuatu dengan susah payah.
Meski wajahnya datar tanpa ekspresi, auranya begitu kuat sampai membuat orang tidak berani menatap langsung.
Tapi Nadine tidak takut padanya.
Dia menoleh sedikit dan tersenyum, "Kenapa? Pak Arvin nggak mengizinkan karyawan pihak kedua berobat? Atau melarang istri sah berobat?"
Arvin menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan emosinya karena melihat tangan Nadine yang terluka.
"Nadine, aku bawa kamu ke dokter terbaik." Suara Arvin sedikit gugup dan dia menambahkan. "Sekarang juga."
Nadine mundur selangkah dan menggelengkan kepala, "Arvin, kamu masih belum mengerti? Sejak kamu memilih untuk melindungi Talia, aku nggak akan pernah lagi pergi denganmu."
Sama seperti waktu kamu memilih memakai celana untuk pergi menjaga Talia, aku memilih untuk bercerai denganmu!
Tatapan Nadine yang penuh kekecewaan itu membuat dada Arvin terasa sesak dan perih.
Arvin ingin menjelaskan, sebenarnya tadi posisi Nadine memang di l

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda