Bab 33
"Ariel, kenapa kamu kelihatan nggak senang juga?" tanya Nadine sambil melirik makanan sama sekali tidak enak itu. "Mau aku pesankan sate lagi??
Ariel menggeleng pelan dan menghela napas, "Aku hanya sedih karena suami jelekku mau pulang ke rumah. Hari-hariku yang tenang akan berakhir."
Nadine mencoba berkata dengan adil, "Tapi Tuan Muda Darren nggak jelek?"
Ariel menilai suaminya yang tidak terlalu dia kenal, "Terlalu kasar, aku kurang suka."
Ariel memang terkenal manja dan elegan, paling tidak suka dengan orang seperti Darren.
Sebelum tidur, Nadine mencoba melepas gelang giok itu lagi, gagal lagi.
Dia tiba-tiba berhenti, samar-samar melihat ada sesuatu terukir di bagian dalam gelang giok itu.
Saat menarik gelangnya dan memperhatikan lebih dekat, ternyata di bagian ada ukiran, Nana.
Tulisan itu mirip gaya kaligrafi ramping, tapi tidak sepenuhnya standar, guratannya tajam dan berisi tekanan kuat, gaya tulisan khas milik Arvin.
Nadine menatap huruf dengan perasaan campur aduk.
Kalau Arvin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda