Bab 676
Dia tersenyum lagi, kali ini dengan gaya santai yang penuh kemalasan.
Sial. Wajahnya yang luar biasa tampan itu, ditambah dengan senyumannya yang terkesan nakal, benar-benar kombinasi yang mematikan.
Jantungku berdegup kencang, aku merutuki diriku sendiri karena sempat terpengaruh.
Tampaknya dia bisa membaca pikiranku. Dengan seringai menggoda, dia menunjuk wajahnya sendiri. "Kamu sampai tersipu saat melihatku? Ayo, jujur saja. Apa kamu sudah lama diam-diam menyukaiku?" ujarnya dengan nada bercanda.
Aku mendorongnya dengan kesal, pipiku panas oleh rasa malu. "Kamu gila, ya? Aku mau pulang sekarang," balasku.
Baru saja aku melangkah beberapa langkah, tiba-tiba lenganku ditarik dengan kuat.
Aku yang tidak siap langsung terhuyung ke belakang.
Kupikir aku akan jatuh keras ke lantai, tetapi kenyataannya berbeda. Aku malah jatuh ke dalam pelukan hangatnya.
Aku sontak terkejut. Tubuhku menegang.
Hampir seperti terkena sengatan listrik, aku segera berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
"Kam

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda