Bab 677
Aku terdiam, tidak tahu harus berkata apa.
Revan, dengan santainya, mulai membereskan mangkuk dan garpuku, lalu menatapku. "Sudah selesai makan, sekarang kamu bisa ceritakan kenapa suasana hatimu tadi begitu buruk," ujarnya.
Aku menggaruk kepala, sedikit canggung. "Sepertinya ... sekarang nggak begitu buruk lagi," balasku.
Dia pura-pura mengorek telinganya sambil berkata, "Ayo, katakan saja. Tenang, aku nggak akan memungut biaya."
Aku melotot padanya, merasa kesal dengan sikap santainya. "Kalau begitu, kamu beri tahu aku. Apa sebenarnya yang diinginkan Evanna?"
Aku pikir dia akan memberi jawaban panjang lebar dengan segala bumbu drama. Namun ternyata, jawabannya sangat sederhana dan langsung.
"Dia?" Revan menyeringai dingin. "Dia sedang berusaha melindungi dirinya sendiri, mencari perlindungan, dan mencari jalan keluar."
Lalu, dengan senyum sinis yang penuh arti, dia menambahkan, "Saat ini, dia nggak lebih dari seekor anjing liar yang kehilangan rumahnya."
Pernyataannya membuatku terdi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda