Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Pak Yonan bukanlah orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Namun, saat melihat wajahnya di rumah sakit semalam, Yonan langsung membantunya, bahkan ... mengobrol dengan Wenny. Yonan tiba-tiba berdiri dan berkata, "Suruh dia pakai gaun malam, jangan terlalu mencolok." ... Wenny didandani seperti boneka dan disuruh memakai gaun yang mewah. Wenny berjalan dengan canggung karena penampilan barunya. Yonan menatap Wenny lagi. Pria itu melihat bahu dan leher Wenny yang putih di bawah sinar lampu. Namun, tatapan gadis itu terlihat menyedihkan. Yonan menelan ludah. Sambil menahan gejolak dalam hatinya, Yonan berkata, "Pesta sepertinya sudah mulai." Wenny mau melangkah maju, tetapi dia kesulitan berjalan karena dia memakai sepatu hak tinggi! Tingginya 170 cm. Biasanya, dia memakai sepatu datar di rumah sakit. Mana mungkin dia memakai sepatu hak tinggi? Baru melangkah satu langkah, Wenny sudah kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke depan. Dia panik karena mengira dirinya akan jatuh ke tanah, ternyata dia jatuh ke pelukan Yonan. Wenny merasa gugup. Dia segera melepaskan diri dari pelukan Yonan dan berkata dengan canggung. "Aku nggak sengaja." Saat melihat Wenny segera mundur dan menjaga jarak dengannya, Yonan tidak merasa jijik dengan sentuhannya. Yonan tidak suka kontak fisik dengan wanita, tetapi dengan Wenny, pria itu terlihat berbeda. "Nggak apa-apa." Wenny melangkah dengan hati-hati, tetapi tidak bisa menahan rasa curiga di dalam hatinya. "Pak Yonan, kamu pasti punya alasan mau menolongku, 'kan?" Yonan berhenti melangkah dan bertanya, "Kamu curiga padaku?" Sebelum mendengar jawaban Wenny, Yonan berkata, "Aku memang butuh bantuanmu, tapi masih nanti." Saat Wenny masuk ke ruangan pesta bersama Yonan, semua orang memperhatikannya. "Kenapa Pak Yonan membawa wanita ke pesta? Apa dia nggak takut putri Keluarga Sondika marah?" "Gadis itu terlihat familier ... " Wenny berdiri dengan sopan. Biasanya, dia bisa bersikap tenang. Namun, kali ini dia merasa tegang. Kalau dia bisa bertemu dengan Bu Helen, dia harus berkata apa. Suara perbincangan di pesta makin ramai, kebersamaan Yonan dan Wenny jadi pusat perhatian! Ketika kedatangan Pak Yonan disampaikan kepada Bu Helen, baru Bu Helen menoleh. Namun, ketika Bu Helen melihat gadis yang berdiri di samping Yonan, tangan Bu Helen yang memegang gelas menjadi gemetar! Bu Helen menghampiri mereka. Wenny berusaha menahan perasaannya dan menatap Bu Helen. Dengan mata berbinar, Bu Helen bertanya, "Pak Yonan, gadis ini siapa?" "Namanya, Wenny Juniar," jawab Yonan dengan santai. Bu Helen tidak bisa menahan perasaannya. Wajah Wenny sangat mirip dengan dirinya waktu muda. "Nona ... Nona Wenny, siapa orang tuamu?" Saat menanyakan hal itu, suara Bu Helen bergetar. Wenny menjawab dengan mata berkaca-kaca, "Aku anak yatim piatu." Di kejauhan, Kayla terlihat ketakutan. Kayla menilai Wenny licik karena memanfaatkan Kak Yonan demi bisa hadir dalam pesta ini. Jika Wenny diakui sebagai putri kandung Keluarga Sondika, posisi Kayla akan terancam. Itu berarti pernikahannya dengan Kak Yonan akan batal. Kayla mengepalkan tangan dengan erat. Setelah menarik napas dalam-dalam, Kayla menghampiri mereka. "Ibu, Kak Yonan." Dia melihat Wenny dan pura-pura terkejut. "Bukankah kamu adalah dokter yang mengganti obat ayahku dan hampir membahayakan nyawanya? Kenapa kamu di sini?" Kayla sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar di seluruh ruangan. Pak Ferdy hampir kehilangan nyawanya karena obatnya diganti saat dirawat di rumah sakit, kejadian ini menggemparkan para pebisnis. Bahkan, rumah sakit menjadi ketakutan. Akhirnya, pihak rumah sakit memecat dokter itu dan akan memberinya sanksi! Ternyata dokter itu ada di sini! Dalam sekejap, suasana pesta menjadi heboh. Ada tamu yang mengatakan, "Sebagai dokter, mengganti obat dan membahayakan nyawa Pak Ferdy adalah tindakan nggak terpuji. Kenapa kamu masih berani datang ke sini?" Bu Helen terdiam. Ketika mengetahui Wenny adalah anak yatim piatu, Bu Helen muncul keinginan untuk melakukan tes DNA. Bu Helen kehilangan putrinya selama lebih dari dua puluh tahun. Jika putri kandungnya bisa ditemukan kembali, maka beban di hati Bu Helen bisa terangkat! Namun, apa benar gadis yang di depannya telah mencelakai suaminya? Putri kandungnya tidak mungkin setega itu. Banyak yang menghujat dan menuduh Wenny. Yonan tidak mengatakan apa-apa, dia ingin melihat reaksi Wenny. Wenny mengangkat kepalanya. Tatapannya dingin dan acuh tak acuh, tetapi dia mengepalkan tangan dengan erat. "Masalah Pak Ferdy masih dalam tahap penyelidikan. Aku akan membuktikan bahwa aku nggak bersalah. Nona ini menuduhku tanpa bukti, bukankah tindakannya juga nggak terpuji?" Setelah mendengar jawaban Wenny, para tamu terkejut. "Dokter, apa kamu nggak tahu siapa Nona Kayla? Dia adalah putri kesayangan Keluarga Sondika, beraninya kamu menyalahkan dia?" Sejak kecil, Kayla hidup dalam kemewahan dan menjadi pusat perhatian. Banyak orang yang ingin mendekatinya. Kayla pura-pura tidak bersalah dan berkata, "Aku nggak menuduhmu sembarangan. Ayahku masih dalam kondisi nggak sadarkan diri di rumah sakit. Rumah sakit harus tanggung jawab, apalagi kamu sudah dipecat, mana mungkin aku memfitnahmu?" "Seorang dokter di rumah sakit berdandan seperti ini, bahkan sengaja berdandan mirip dengan ibuku. Apa kamu ingin menipu kami demi mendapatkan kemewahan dan kekayaan?" Saat melihat perasaan ibunya goyah, Kayla sengaja berinisiatif menyerang Wenny! "Pengawal, wanita jahat yang licik seperti ini nggak layak hadir di perjamuan Keluarga Sondika, usir dia!" Wenny panik, tetapi dia membela diri, "Aku datang ke sini untuk meyakinkan Bu Helen bahwa bukan aku yang mengganti obat Pak Ferdy!" Kayla sengaja maju dan menggenggam pergelangan tangan Wenny sambil berkata, "Ibuku memang sedang mencari keberadaan putri kandungnya. Selama bertahun-tahun, banyak yang datang pura-pura mengaku sebagai putri Keluarga Sondika. Wenny, trikmu sangat licik." Saat berbicara, Kayla menggenggam tangan Wenny dengan kuat, membuat Wenny kesakitan. Melihat pengawal yang maju, Wenny terkejut. "Apa aku mau diusir di depan umum?" pikir Wenny. Dia berjuang untuk melepaskan tangan Kayla. "Nona Kayla, kamu salah paham ... " "Ah!" Kayla sudah menyusun rencana. Saat ini, Kayla akan jatuh ke belakang agar terlihat Wenny yang mendorongnya. Dengan wajah memucat, Kayla berkata, "Dokter Wenny, aku hanya membongkar kebohonganmu, beraninya kamu melampiaskan amarahmu padaku?" Perhatian Bu Helen berhasil teralihkan. Bu Helen segera melihat ke arah Kayla. "Kayla, kamu nggak apa-apa?" Kayla menjawab sambil menarik napas, "Nggak sakit, Bu. Tenang saja." Kejadian ini membuat Bu Helen marah. Dengan tatapan emosi, Bu Helen mengatakan, "Usir dia. Jangan buat onar di sini." Pengawal itu menangkap Wenny untuk diusir keluar. Wenny menggigit bibirnya, ada rasa kecewa yang tampak di matanya. Dia berusaha melawan, tetapi saat melawan, gaun yang dikenakannya ditarik dengan keras dari bahunya. Tanda lahir di bahu jelas terlihat oleh Bu Helen. Bu Helen langsung berteriak, "Berhenti!" Mendengar perintah Bu Helen, pengawal itu terkejut dan segera melepaskan tangannya. Dengan napas tersengal-sengal, Wenny merapikan gaunnya. Bu Helen tidak bisa menahan diri, dia langsung menghampiri Wenny, kemudian memperhatikan tanda lahir di lengannya dengan saksama.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.