Bab 93
Aku mengayunkan tongkat mendakiku dengan sekuat tenaga, tetapi aku langsung menyesal begitu melemparnya.
Karena orang di hadapanku adalah pria yang sangat kukenal.
Theo menghindar ke samping dengan gesit, dia nyaris tidak sempat menghindari seranganku.
"Ya ampun. Kalian nggak hanya berkomplot, tapi juga berniat menyerangku."
Rasa tegang di tubuhku langsung lenyap. Aku tak mampu lagi menopang tubuhku dan terjatuh ke atas tanah.
"Kamu nggak perlu memberiku hadiah sebesar itu juga, 'kan."
Theo menarikku berdiri. Begitu mendengar suara yang familier, Sarah melompat-lompat mendekat dengan satu kaki dan memeluk Theo.
Saat menyadari betapa menyedihkannya rupa kami, sorot tatapan Theo pun langsung menjadi waspada. Dia bertanya.
"Kenapa kalian jadi begini? Apa ada yang menyerang kalian?"
Aku melambaikan tanganku dengan lemah.
"Cepat pergi, ada serigala di sini."
Aku menceritakan semua yang terjadi kepada Theo. Theo mengernyit dan terdiam selama beberapa saat, lalu berbicara.
"Apa mungkin yang k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda