Bab 41 Apa Gunanya Meminta Maaf?
Aku tidak ingin mendengar cerita sepihak dari Yovie. Aku ingin mendengarnya langsung dari mulut Varrel.
Dia menatapku dengan alis berkerut rapat. "Apa yang ingin kamu tanyakan?"
Aku menatapnya dan dadaku terasa sesak hingga sulit bernapas. Aku menarik napas pelan dan berkata, "Kamu yang memberi tahu ayahku bahwa Yovie mengandung anakmu? Kalian berencana menikah?"
Kedua alisnya sedikit berkerut, jemari putihnya saling menggenggam dan suaranya terdengar berat. "Maaf, aku tak menyangka akibatnya akan seperti ini."
Dadaku terasa menghempas, emosi yang sedari tadi kupendam mendadak meluap. Aku menatapnya dan berkata satu demi satu kata, "Jadi, kamu mengakui kalian yang membuat ayahku marah sampai masuk ruang gawat darurat, benar begitu?"
Dia menatapku dengan sorot mata penuh penyesalan dan tak berdaya.
"Prak!" Ini mungkin pertama kalinya sejak aku mengenalnya aku menamparnya. Aku tak sanggup menahan amarah yang membuncah, menatapnya dengan mata merah dan suaraku parau penuh kemarahan, "Kena

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda