Bab 767
Julian menatap senyumnya dan tiba-tiba hatinya terasa tidak enak.
Dia merasa agak kesal.
Entah kesal pada Victoria yang suka bertele-tele, atau kesal pada Bi Dina dan orang-orang itu.
"Motifnya sudah jelas, buktinya juga kuat. Kalau gitu, langsung usir saja mereka, ngapain harus putar-putar, bikin rencana segala, sampai harus undang dia ke sini lagi? Mati ya mati saja, kenapa masih harus peduli gimana matinya?"
Victoria menatap ujung sepatunya, tampak kosong dan linglung. "Buatku, Bi Dina itu punya arti yang khusus. Bahkan kalau dia harus mati, aku ingin dia mati dengan tenang."
Julian tidak berkata lagi.
Dia mengeluarkan rokok dari sakunya, berniat bangkit, dan pergi ke tempat yang agak jauh dari Victoria untuk merokok.
Namun, Victoria memanggilnya, "Kamu harus tahan. Ini rumah sakit, di mana-mana ada pasien. Meski di luar, di sini tetap dilarang merokok. Kalau mau merokok, kamu harus ke area merokok."
Julian melirik gedung rumah sakit.
Lokasinya agak jauh.
"Sudahlah." Dia memasukkan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda