Bab 852
Victoria menelan ludah, lalu dengan sisa keberaniannya bertanya, "Kalau aku nggak setuju?"
Julian mengisyaratkan Victoria untuk melihat ke arah rumahnya. "Kalau kamu setuju, kamu bisa pulang dan bisa ketemu anakmu. Tapi kalau nggak, aku juga nggak punya pilihan lain selain mengurungmu. Aku akan menyiksamu siang dan malam sampai kamu mau nurut."
Victoria langsung merinding.
Dia tahu, dengan karakter Julian, ancaman itu bukan sekadar omong kosong.
Pantulan bayangan di kaca jendela mobil menunjukkan wajah Victoria yang agak pucat. Matanya yang bening terlihat besar dan penuh kebingungan.
Julian menatapnya selama beberapa detik sebelum akhirnya melepaskannya dan bersandar kembali di kursinya.
"Sudahlah, aku nggak berniat nakut-nakutin kamu," kata Julian dengan nada tegas. "Brivan diam-diam sudah melakukan banyak hal untuk menyerangku. Aku nggak mau kamu terus bergaul dengannya. Selama kamu ada di sisinya, itu sama saja dengan ancaman buatku. Jadi menurutmu, kalau aku nggak akan melepaskan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda