Bab 121 Dia Benci Wajahku
Agar Yansen tidak merasa dirinya sedang ngambek, dia berpikir sejenak, lalu akhirnya hanya membalas dengan satu kata "hm", baru kemudian meletakkan ponselnya dan tidur.
Anehnya, malam itu dia bermimpi tentang masa lalu, saat ayahnya sendiri mengaku telah berselingkuh, dan bahkan memiliki seorang putri dari hubungan terlarang itu.
"Ya, usianya hampir sebaya dengan Kirana. Saat kamu hamil belum genap setahun, dia pun ketahuan mengandung."
"Kalau kamu bersedia menerima mereka berdua, maka kita nggak perlu bercerai. Aku berjanji setelah ini hanya akan ada kalian berdua, nggak akan mencari yang ketiga lagi!"
"Siapa suruh kamu jadi istri sah tapi bahkan nggak bisa kasih aku seorang putra! Baiklah, kalau kamu nggak mau cerai, maka jalani saja hidup seperti janda!"
Waktu itu, Kirana masih sangat kecil. Ibunya, Yunita, membelakanginya sehingga dia tidak bisa melihat ekspresi ibunya. Yang paling membekas hanya kalimat itu, serta tatapan jijik penuh kebencian dari ayahnya ketika melihat dirinya.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda