Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Cinta Salah KirimCinta Salah Kirim
Oleh: Webfic

Bab 13 Malam Ini, Tidurlah Dulu

Bukan hanya Kirana yang seakan tersambar petir, bahkan asistennya pun sempat terdiam. Selama bertahun-tahun mendampingi Pak Yansen, tidak pernah ada wanita di sekitarnya. Sekarang tiba-tiba dia diperintahkan untuk membeli barang semacam itu, semua orang pasti tahu apa maksudnya! "Baik, Pak Yansen." Mendengar percakapan itu, wajah Kirana panas seperti terbakar, namun di hadapan Yansen dia tidak bisa menunjukkan sikap kikuk, jadi dia terpaksa berpura-pura tenang, memalingkan pandangan ke luar jendela. Tadi dia sudah memikirkan matang-matang, keputusan menerima tawaran Yansen adalah keinginannya sendiri. Jika masih bersikap malu-malu, justru akan membuat pria itu kehilangan minat. Lagi pula, dia memang tidak punya pacar. Di hadapan uang dan kekuasaan sebesar itu, berpura-pura kuno tidak ada gunanya! Pada dasarnya ini memang kesepakatan bersama. Yang terpenting sekarang adalah membuat Yansen senang. Dengan begitu, setidaknya untuk sementara waktu dia tidak perlu lagi pusing mencari biaya pengobatan, dan bahkan bisa banyak belajar darinya soal pekerjaan. Namun, meski sudah mencoba menenangkan diri, ketika benar-benar sudah mandi, berganti pakaian tidur, lalu berbaring di ranjang, dia tetap tak bisa menghindari rasa gugupnya. Setelah menyelesaikan rapat video internasional, Yansen kembali ke kamar, dan terlihatlah pemandangan itu. Kirana berbaring rapi di sisi ranjang, memakai baju tidurnya yang kebesaran. Karena terlalu longgar, baju itu nyaris tidak bisa menutupi kulit pucat dan kedua kakinya yang jenjang. Dengan pemandangan seperti itu, mustahil Yansen tidak tergoda. Tetapi dia memilih untuk tidak menuruti keinginan itu, setidaknya bukan malam ini. "Kirana." "Ya." "Tadi sudah aku tandai semua poin bermasalah di Proyek Auraya, kalau besok ada yang nggak paham, tanyakan padaku. Malam ini, tidurlah dulu." Kirana berkata sambil mengerjapkan mata, "Bukankah tadi kamu mau ... " "Tidak malam ini." Dia naik ke sisi lain ranjang, lalu merengkuh pinggang ramping Kirana dari belakang. "Aku mengantuk, matikan lampu." ... Semula Kirana mengira malam pertamanya bersama pria itu dia pasti akan sulit tidur, ternyata dia malah terlelap sampai pukul tujuh pagi! Matanya yang masih berat perlahan terbuka. Begitu menatap langit-langit yang terasa asing, dia langsung tersadar dan duduk dengan tegak! Refleks dia melirik ke sisi ranjang, hanya ada bantal yang masih sedikit cekung, tanda memang ada orang yang tidur di sana semalam. Kirana buru-buru mencuci muka, lalu keluar dari kamar, barulah kemudian dia memperhatikan rumah Yansen dengan lebih saksama. Rumah ini berada di salah satu kawasan hunian mewah terbaik di Kota Bentari, dikelilingi jendela kaca besar di tiga sisi, dari sudut mana pun bisa melihat laut. Dia sempat membayangkan akan melihat rumah mewah ala drama televisi, yang berkilauan, tapi ternyata rumah ini didominasi gaya minimalis hitam-putih-abu dengan ruang tamu luas, memberikan kesan dingin dan sepi. Ya, setelah dipikir-pikir, sebenarnya tidak mengejutkan. Bukankah Yansen sendiri memang seperti gunung es yang dingin? Dari ruang makan, samar-samar tercium aroma masakan. Kirana mengira ada bibi rumah tangga yang sedang menyiapkan sarapan, tetapi ketika dia berjalan mendekat, ternyata orang yang berdiri di dapur adalah Yansen! Dia sedang memasak?! Mendengar suara langkah kaki, Yansen menoleh sekilas dan berkata, "Buburnya sudah jadi, bawalah keluar." Kirana bengong sambil mengangguk, belum sepenuhnya pulih dari rasa kagetnya tadi. Yansen tahu pasti apa yang dipikirkannya, lalu menjelaskan, "Aku nggak suka orang lain masuk ke rumahku, termasuk pembantu." Kirana tersenyum canggung. "Nggak disangka, Pak Yansen bisa masak bubur." Sebenarnya Kirana ingin mengatakan bahwa dia tak pernah menyangka, di balik sikap dingin Pak Yansen ternyata dia tidak begitu sukar untuk didekati.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.