Bab 146 Kamu Mau Jadi Pengkhianat?
Tindakan Pak Yansen ini ibarat memberi jaminan atas nama kepentingan Grup Feriawan untuk Kirana.
Sekalipun mereka teman sekelas, apakah persahabatan bisa sedalam itu?
Yansen meninggalkan ruang rapat. Asistennya sudah menunggu di luar. "Pak Yansen, tiket pesawat sudah dipesan, tapi untuk perjalanan pulang belum ditentukan untuk sementara. Nanti jika urusan Anda di Kota Havenia sudah beres, kabari saya, saya akan pesan."
"Hmm."
Yansen mengangguk, melangkahkan kaki panjangnya kembali ke kantornya. Begitu membuka pintu masuk, ternyata ibunya sudah duduk di sofa.
Ibunya tampak marah besar.
Yansen menolehkan wajah tampannya, memberi isyarat pada asisten, yang segera menutup pintu dan pergi dari kantor.
"Bu, ada apa?"
"Kalau kali ini Ibu nggak pulang ke tanah air, apa kamu nggak berniat kasih tahu Ibu bahwa kamu sudah punya pacar?!" Bu Linda langsung berkata dengan tegas, "Wanita yang kemarin kulihat itu bukan pembantu yang membersihkan rumahmu, dia jelas kekasih yang kamu sembunyikan di ruma

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda