Bab 147 Yansen, Nikahi Wanda
Ujung jemari panjang itu terhenti sejenak, lalu Yansen membalas.
[Baik, besok setelah aku pulang, aku akan menjemputmu.]
Tak lama setelah ponsel diletakkan, dokter keluar dari ruang gawat darurat. Melihat Yansen, alisnya berkerut serius.
"Pak Yansen, kondisi pasien sangat khusus, begitu dia jatuh ke dalam keadaan koma dalam seperti ini, dia akan kehilangan seluruh keinginan untuk hidup. Pasti ada sesuatu yang memicu hingga bisa begitu. Saya sudah melihat riwayat penyakitnya, dia menderita depresi berat. Ini penyakit yang nggak bisa dianggap remeh!"
"Mm, saya paham." Yansen tentu sudah tahu. "Bagaimana kondisi ibu saya sekarang?"
"Bisa dibilang sementara terlepas dari bahaya. Nanti lihat lagi hasil data medis, kalau stabil akan dipindahkan ke ruang rawat."
Mendengar itu, Yansen agak lega.
"Terima kasih atas kerja kerasnya."
"Menyelamatkan nyawa memang tugas kami. Pak Yansen jangan berkata begitu." Dokter itu tersenyum, hendak pergi, lalu setengah jalan dia kembali untuk menegaskan, "Tol

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda