Bab 161 Ancaman Moral
Hardi sudah mengangkat tangannya. Dalam dorongan emosi, dia ingin kembali memukul.
Namun, melihat keteguhan di mata putranya, dia tiba-tiba menyerah.
Hari ini, meski dia memukulinya sampai mati, anaknya tidak akan berkompromi.
"Nak, nyawa ibumu sekarang ada di tanganmu."
" ... "
Yansen lebih rela ayahnya memukul atau memarahinya, tapi saat ayahnya mengucapkan kata-kata dengan nada memohon, ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana merespons.
"Ketika dia melahirkanmu dulu, dia mengalami kesulitan persalinan. Ayah masih ingat saat itu di rumah sakit, itu pertama kalinya aku mendengar dia menjerit dengan begitu memilukan. Dia berkata dia harus menyelamatkan anaknya!" Hardi menatapnya, sorot matanya berat. "Ayah tahu kamu nggak ingin menyerah, kamu sangat mencintai wanita itu, tapi ini ibumu! Dialah yang membawamu ke dunia ini, dia mempertaruhkan nyawanya agar kamu bisa lahir! Semua itu, nggak lebih penting dari wanita yang kamu cintai itu?"
"Apa nggak ada cara agar Ibu menerima Kirana?" S

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda