Bab 160 Hanya Demi Seorang Wanita
"Kamu mau apa?" Nada suara Kirana terdengar seperti burung yang terkejut.
Baginya, perbedaan status sosial dengan Yansen terlalu besar. Rasa tertekan itu tidak terelakkan, membuatnya merasa tidak aman.
Karena meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga, dia tetap tidak bisa melukai Yansen sedikit pun, sama sekali tidak berpengaruh. Namun, kalau Yansen ingin bertindak terhadap dirinya, itu akan semudah membalik telapak tangan.
Jangankan menghadapi Yansen, berhadapan dengan Wanda sekarang pun terasa sangat sulit bagi Kirana.
Reaksi spontan itu membuat hati Yansen agak tersentuh.
"Aku nggak akan pernah menyakitimu, apalagi keluargamu."
"... Ibuku, karena penyakitnya, nggak bisa mengalami gejolak emosi yang terlalu besar. Sebaiknya kamu jangan menemuinya." Kirana mana berani membiarkan Yansen menemui Bu Yunita sekarang!
Kalau sampai begitu, dia benar-benar sudah bosan hidup.
"Kirana, bisa nggak kamu ... "
Ucapan Yansen baru separuh, sisanya lenyap tanpa suara.
Kirana menunggu sebentar, lalu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda