Bab 159 Mengurus Surat Cerai
Begitu kata-kata itu terlontar, bukan hanya Wanda di seberang telepon yang terdiam, bahkan Bu Linda pun tidak pernah menyangka putranya akan berkata begitu tegas di hadapannya!
Perlu diketahui ...
Sandaran terbesar di hati Bu Linda adalah bakti anaknya terhadap dirinya.
Dia pikir putranya hanya ingin memberontak sedikit. Namun, selama dia bersikeras, Yansen pasti tetap akan mengikuti keinginannya.
"Kalian nggak usah lagi diam-diam merencanakan sesuatu, itu nggak ada gunanya."
Setelah Yansen mengatakan itu, dia menutup telepon Wanda.
Suasana di dalam kamar rawat seketika menjadi sunyi, turun hingga ke titik beku.
Setelah beberapa waktu, Bu Linda baru berkata, "Demi perempuan itu, bahkan nyawa ibumu sendiri pun bisa kamu abaikan?"
"Bu, untuk hal lain, aku bisa mengalah."
"Nggak ada hal lain! Ibu hanya nggak akan mengizinkan Kirana masuk ke pintu Keluarga Feriawan! Ada dia berarti nggak ada Ibu. Ada Ibu, berarti nggak ada dia!" Emosi Bu Linda memuncak. Sebelum sempat melanjutkan kata-kata

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda