Bab 180 Wanda Mundur untuk Maju
Yansen secara naluriah menoleh ke suatu arah, seolah-olah memiliki indra keenam, dan langsung menangkap tatapan Kirana.
[Aku menunggumu.]
Setelah mengirim pesan itu, dia langsung membuka aplikasi kerja dan mulai melihat data.
Sejak memiliki Kirana, Yansen tidak ingin kembali ke Teluk Permata sendirian!
Dia merasa sebuah rumah hanya terasa seperti rumah jika ada seorang nyonya rumah di sana.
Saat mulai bekerja, dia sudah siap untuk tidak tidur semalaman, dan berencana tidur sebentar saat pagi di kantor.
Yang paling penting, dia khawatir kalau Kirana mengalami sesuatu, dan dia tidak bisa segera hadir tepat waktu.
Waktu berlalu detik demi detik. Mendekati tengah malam, Yansen melihat Kirana keluar dari pintu rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa!
Dia melihat mobil Yansen, dan cepat-cepat mengetuk kaca jendela.
"Kaget, 'kan? Nggak menyangka aku akan keluar!"
Yansen tersenyum, dan membuka pintu mobil. "Hmm, ibumu baik-baik saja?"
"Sebenarnya nggak apa-apa, cuma kaget sehingga serangan jan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda