Bab 189 Jangan Terlalu Baik Padaku
"Bu Wanda, ada keberatan?"
Belum sempat Kirana bicara apa pun, Yansen langsung membuka mulut. Tubuh tingginya berdiri tegap menghalangi di depan Kirana.
Sikapnya seakan ... kalau Wanda kembali menyentil Kirana, Yansen berniat benar-benar akan turun tangan memukul seorang wanita.
Di depan Yansen, Wanda tentu tidak berani lagi bersikap arogan dan angkuh.
Wanda mengernyit, lalu mengangkat pandangan sekilas ke arah Yansen, "Jangan lupa, janji yang kamu buat pada ayahmu."
Selesai berkata, Wanda langsung berbalik pergi.
Kata-kata yang ditinggalkannya, anehnya, tidak ditanyakan lebih lanjut oleh Kirana.
"Aku sudah selesai. Ayo kita pulang."
"Baik."
Yansen tidak menyuruh sopir untuk mengantar, melainkan menyetir sendiri dan bersama-sama kembali ke Teluk Permata.
Di jalan mereka masih sempat membeli sayuran dan buah, lalu setelah sampai rumah, mereka sibuk di dapur, menyiapkan makan malam sederhana.
Menjelang selesai makan, tangan Kirana yang memegang sendok sempat ragu, lalu tiba-tiba dia berk

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda