Bab 211 Yansen, Lepaskan Dia
"Apa yang Kirana katakan padamu?"
Sigit masih belum jelas dengan situasinya, tentu saja dia tak bisa sembarangan bicara.
Namun, sikap Yansen saat ini membuatnya amat terkejut!
Terlihat jelas bahwa posisi Kirana di hatinya memang sangat penting, sebab keterpurukan Yansen saat ini jelas bukan pura-pura.
"Dia bilang, hidup bersamaku membuatnya lelah."
Setelah itu, Yansen refleks meraih rokoknya, tapi ketika membuka kotak rokoknya baru dia sadar bahwa saat menunggu Sigit tadi, dia sudah menghabiskan setengah bungkus terakhir.
Yang terdengar hanyalah tarikan napas dalam Sigit, yang berusaha terlihat tenang. "Jadi kamu datang memohon padaku juga nggak ada gunanya, karena yang merasakan lelah itu dia."
Yansen mengangkat pandangannya yang kelam, menatap lurus ke arah Sigit.
Meski dipenuhi rasa lelah, aura menekan yang dibawanya sejak lahir tetap tidak bisa diabaikan.
Hanya dengan berdiri berhadapan tanpa sepatah kata pun, wibawa dingin dan anggun yang dimilikinya sudah cukup menekan aura Sigit

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda