Bab 214 Kirana, Apa Dia Minta Putus Denganmu?
Mobil Yansen langsung melaju menuju kantor pusat. Tak lama setelah telepon Pak Lukas terputus, ayahnya, Hardi, menelepon berulang kali.
"Kamu di mana?"
"Di kantor."
"Kamu datang ke rumah sakit dulu! Ibumu masuk ICU lagi!"
Yansen mengerutkan kening, menginjak rem dengan keras. "Kalian masih belum puas membuat keributan? Ibuku sebenarnya nggak apa-apa, 'kan?"
Sejak sebelumnya dia memang sudah curiga.
Ayah tak tampak tergesa-gesa saat di rumah sakit!
Seakan-akan, sebagian besar perhatiannya justru tertuju padaku.
Padahal Yansen tahu betul seperti apa wajah ayahnya ketika benar-benar melihat sang ibu di ambang hidup dan mati, jadi itu tak bisa menipunya.
Hardi menghela napas dari seberang, "Kali ini sungguhan, cepat datang! Aku bahkan bisa lakukan panggilan video denganmu sekarang."
...
Mendengar itu, Yansen tahu kemungkinan besar memang benar.
Namun, dia tetap ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab pelan, lalu menutup telepon.
Sesampainya di rumah sakit, ternyata benar, ayahnya berdiri di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda