Bab 225 Dia Sudah datang, Bukan?
Meskipun suara Yansen serak dan lemah, tetapi pandangannya tetap tajam dan menekan.
Wanda kaget sehingga tangannya gemetar dan segera menariknya kembali.
"Aku, aku ingin meraba dahimu, melihat apa kamu demam."
"Nggak perlu." Suara Yansen mengandung jarak yang tidak dapat dilalui. Jika didengar lebih saksama, seolah-olah ada sedikit kekecewaan.
Saat baru terpejam sebentar, dia sempat mengira sosok wanita di hadapannya adalah Kirana!
Dia mengira pada akhirnya Kirana tidak tega meninggalkan dia!
Namun ketika Yansen berusaha membuka mata lebih lebar untuk melihat, dan ternyata itu Wanda, rasa kecewa itu begitu dingin sampai ke tulang, seketika menyapu tubuhnya ...
"Aku dengar kamu minum sampai harus dirawat di rumah sakit, aku benar-benar ketakutan! Yansen, meski bukan demi orang lain, demi Om dan Tante, kamu nggak boleh seperti ini! Seluruh Grup Feriawan menunggumu. Hanya karena seorang wanita, kamu sampai ... begini?"
Ucapan Wanda makin panjang, matanya memerah.
Ada rasa iba, ada rasa ti

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda