Bab 226 Pernikahanku dan Kirana
Namun, saat Yansen berusaha membuka mata, semuanya kosong.
Tidak ada apa-apa.
Hanya tersisa aroma samar yang begitu akrab mengambang di udara.
Ekspresi Surya kaku, dan alisnya berkerut. "Dia nggak datang! Dia nggak peduli kamu hidup atau mati!"
"Aku tahu dia sudah datang."
"Bukannya kamu tadi pingsan?" Begitu kata-kata Surya keluar, barulah dia sadar ada yang janggal. Dia cemberut karena kesal. "Kenapa kamu harus bersikeras tahu soal ini? Sekalipun dia datang, dia juga nggak tinggal! Kata-katanya cukup bikin orang naik darah. Untung saja Tuhan maha adil."
Wanita tidak berhati nurani seperti itu tidak bisa punya anak!
Tentu saja, kata-kata terakhir ini tidak dia ucapkan.
Surya bisa menduga kalau Yansen tahu soal ini, kemungkinan besar dia akan mengira Kirana bersikeras bercerai justru karena alasan itu!
Sama seperti tadi, bukankah dia sendiri juga berpikir begitu?
Bagaimanapun, mereka sudah pasti akan berpisah, itu sudah menjadi keputusan. Tidak peduli apa alasan di baliknya, semua oran

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda