Bab 377 Dia Hanya Ingin Merebut Kembali Kirana
Memikirkan Kirana.
Juga membayangkan setiap detik mereka bersama di rumah ini.
Kalimat itu mungkin takkan pernah terucap kalau bukan karena mabuk.
Dia harus mengakui, dalam perang melawan Kirana ini, dia kalah total, kalah telak, bahkan kelihatannya tak mampu bangkit lagi.
Mendengar kata-kata itu, Pak Lukas bisa merasakan betapa kompleksnya suasana hatinya.
Kehilangan itu, ketidakberdayaan itu, sungguh membuat iba!
"Pak Yansen, jangan dipikirkan terus."
"Hmm, nggak akan kupikirkan lagi." Yansen mengangguk patuh, senyum pahit terbentuk di bibirnya. "Aku nggak akan memikirkannya lagi."
Pak Lukas menghela napas. "Kita pulang dan istirahat saja. Anda mabuk, besok masih ada pekerjaan."
"Hmm."
"Apa kode kunci pintu Anda? Biar saya bukakan saja, besok Anda ganti yang baru."
Dilihat dari kondisi Pak Yansen sekarang, dia memang tak tampak sanggup mengingat kode itu.
Yansen yang tubuhnya besar bergoyang sedikit. "Kodenya ... inisial F dan S, ditambah hari pertama kami menjadi teman sebangku, 25

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda