Bab 41 Peringatanmu itu Sangat Menggangguku.
Setiap kalimatnya terdengar biasa saja, seperti percakapan antar teman, namun setiap kata seakan mengingatkan Kirana akan jarak yang ada antara dirinya dan Yansen.
Setiap kali Wanda selesai berbicara, dia tidak menanyakan lebih lanjut, hanya mengucapkannya begitu saja, lalu dengan alami berpindah ke topik berikutnya.
Terkadang, hal itu bahkan membuat Kirana merasa mungkin dirinya terlalu sensitif.
Akhirnya, kontrak pun sudah dipastikan.
Kirana diam-diam menghela napas, lalu berdiri dan berkata, "Terima kasih atas kerja kerasnya, Bu Wanda, aku pamit dulu."
"Eh! Kenapa buru-buru, kebetulan Yansen pasti sebentar lagi bangun. Aku panggil dia sebentar, kita makan siang bersama."
Yansen ... segera bangun?
Dia terdiam sejenak, kemudian mendengar penjelasan Wanda. "Entah kemarin malam dia ke mana, aku tanya, tapi dia bersikeras nggak mau bilang! Pagi ini, setelah dua pertemuan berturut-turut selesai, aku lihat dia terlalu lelah, jadi kubiarkan dia beristirahat sebentar."
Kirana hanya diam mend

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda