Bab 51 Kembali ke Almamater
Kirana tiba-tiba tidak bicara lagi. Baru saat itu Yansen menyambut tatapannya.
"Kenapa? Kamu meragukan kemampuanmu sendiri?"
"... Terima kasih atas kepercayaanmu, Pak Yansen. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik."
Karena Kirana tidak bisa memahaminya, dia pun tidak mau memikirkannya lagi. Jika dia tidak bisa menembusnya, maka biarlah tidak usah dilihat!
Sekarang kesempatan ada di depan mata. Apa pun tujuan Yansen, bagi Kirana itu tetaplah hal yang baik.
Kalau proyek ini bisa berjalan lancar, Kirana tidak hanya bisa melunasi utangnya kepada Pak Yansen dalam setahun, bahkan biaya pengobatan ibunya kelak pun tidak akan menjadi masalah.
"Berhenti sebentar di persimpangan Jalan Damai."
Yansen tiba-tiba berkata. Sopir buru-buru mengangguk, dan mencari tempat untuk berhenti.
Baru saat itu Kirana sadar bahwa mereka ternyata sudah sampai di dekat almamater Kirana.
"Mau turun jalan-jalan sebentar?"
Yansen mengangkat alis.
Kirana mengangguk. "Baiklah."
Sebenarnya, Kirana tidak punya banyak ke

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda