Bab 281
Jadi saat mendengar suara Nenek Astrid, reaksi pertamanya adalah merasa bersalah, Paula segera melepaskan tangan yang mencengkeram Carlo. Palau takut kalau Nenek Astrid akan merasa kesal, mungkin akan mengusulkan untuk mengusirnya dan Julia, tidak akan ada seorang pun yang melindunginya lagi.
"Bibi, sudah malam sekali, kenapa Bibi belum istirahat? Apa aku mengganggumu?" Paula menahan rasa bencinya sambil terpaksa tersenyum, lalu menatap Nenek Astrid, seakan takut disalahpahami olehnya dan buru-buru menjelaskan, "Aku baru saja melihat Kak Carlo mengalami luka di wajahnya, jadi aku ...."
Paula merasa malu dengan tatapan sinis dari Nenek Astrid. Seolah-olah tatapan itu sudah mengetahui tipuannya sejak lama, sehingga membuatnya sangat tidak nyaman. Sisa kata-katanya tersangkut di tenggorokannya dan tidak dapat mengucapkannya.
Nenek Astrid merapikan selendangnya sambil mencibir, "Aku sudah tahu orang macam apa dirimu. Aku sudah menunjukkan kebaikan padamu dengan mengizinkanmu tinggal di rum

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda