Bab 282
Nenek Astrid duduk tegak di sofa, kemarahan masih terlihat di wajahnya.
"Bu," ucap Carlo sambil berjalan ke arahnya.
Nenek Astrid berkata dengan nada sinis, "Jangan panggil aku ibu. Sekarang kamu melindungi wanita jalang itu. Mana mungkin kamu masih menganggapku sebagai ibumu?"
Setelah mendengar Nenek Astrid mengomel, Carlo mengerutkan kening dan berjalan ke sofa untuk duduk.
Carlo bersandar di sofa sambil menatap Nenek Astrid dengan tatapan mengejek. "Jangan selalu memanggilnya seperti itu. Kalau saat itu Ibu nggak ikut campur, sekarang dia akan menjadi menantumu."
Kata-kata ini seakan menyentuh titik sensitif Nenek Astrid. Nenek Astrid pun langsung marah besar hingga melemparkan bantal ke Carlo.
"Beraninya kamu mengungkit hal itu? Kamu masih belum menyerah pada wanita ini, 'kan?" Nenek Astrid berdiri dari sofa dan bertanya, "Apa yang baik darinya? Setelah bertahun-tahun, apa kamu masih belum melihat sifat aslinya?"
"Kalau aku benar-benar membiarkan kalian berdua bersama, tahukah kamu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda