Bab 404
Paula bisa merasakan bahwa Carlo sepertinya tidak ingin membicarakan hal ini lagi.
Wanita itu bergeser ke tepi tempat tidur, mendekat ke pelukan Carlo, lalu membalas dengan suara pelan, "Ya, aku nggak akan membicarakannya lagi."
Ekspresi Carlo melunak. Perlahan, dia mendorong Paula keluar dari pelukannya. "Aku akan menemanimu sampai infusnya selesai. Setelah kamu makan nanti, aku akan menyuruh sopir menemanimu untuk melakukan pemeriksaan. Asisten direktur rumah sakit juga akan ikut. Aku masih ada urusan, jadi aku ...."
Sebelum Carlo selesai berbicara, mata Paula langsung memerah. Dia menggigit bibirnya, seperti orang yang ditinggalkan. Seluruh tubuhnya goyah ketika menatap Carlo dengan menyedihkan. Tatapannya penuh kesedihan, di wajahnya bahkan tidak ada sedikit pun warna darah.
Paula hanya menatap Carlo seperti itu. Dia tahu dalam hatinya bahwa dirinya tidak boleh mengambil inisiatif untuk mengatakan bahwa dia berharap Carlo bisa tinggal menemaninya pada saat ini.
Paula berpura-pura k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda