Bab 9
Suara yang terdengar dari speaker ponsel bukanlah suara lembut dan patuh milik Raina, melainkan suara dingin dan mekanis seorang wanita. [Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi. Silakan coba beberapa saat lagi ... ]
Jari-jari Adrian yang ramping dan tegas langsung menggenggam ponsel erat-erat, hingga urat-urat di punggung tangannya menonjol tajam.
Dia sudah mencoba sampai tiga kali tetapi selalu mendengar suara yang sama.
Wajah tampannya tampak begitu dingin, dan sorot matanya dipenuhi bayangan gelap yang tak terbayangkan.
Rania ... berani memblokirnya?
Melihat wajah Adrian yang tampak kesal, serta gerakan menelepon berulang kali, Juan mendekat dan terkekeh pelan, lalu berkata dengan santai dan nada sedikit mengejek. "Sudahlah, kalau diblokir ya biarkan saja. Lagipula, kamu memang mau putus sama dia, 'kan? Jadi kamu nggak perlu repot-repot ngomong langsung."
Ucapan itu seperti duri tajam yang tiba-tiba menusuk dada Adrian tanpa peringatan.
Amarah yang gelap dan tak terkendali

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda