Bab 430
Kekuatan tangan Zavier barusan sedikit terlalu besar, membuatnya merasa sakit.
Menyadari gerakannya itu, rasa gelisah yang mengganggu di hati pria itu perlahan-lahan mereda.
"Aku nggak bermaksud yang lain, aku hanya kira ...."
Kalimatnya terhenti di tengah, karena Thalia kembali menundukkan pandangannya.
Itu adalah penolakan tanpa suara untuk berkomunikasi dengannya.
Alis Zavier sedikit mengerut. Dirinya meletakkan kedua tangannya di bahu Thalia, lalu menekan tubuh Thalia agar duduk di tempat tidur,
Zavier lalu sedikit membungkuk, satu tangannya mencengkeram dagu Thalia, memaksa wanita itu menatap dirinya.
Pria itu mengucapkan setiap kata dengan sangat perlahan, "Jangan menyerah pada dirimu sendiri. Telingamu nggak akan apa-apa."
Di dalam matanya, ada kelembutan dan keteguhan yang belum pernah Thalia lihat sebelumnya.
Seperti berkali-kali dulu, saat dirinya menghadapi pasien lain, Zavier juga selalu seperti ini.
Thalia mengedipkan mata, tetap saja tidak ada merespons.
Kebetulan Larson

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda