Bab 22
Mereka masih berharap akan mendapatkan maaf dari Alika.
Hadiah terus berdatangan ke tempat Alika, tapi semuanya dikembalikan.
Ardana tidak kuasa menahan tawa melihat cara Alika melemparkan hadiah-hadiah itu.
"Proyekku di sini sudah mau selesai. Kamu mau ikut aku ke Kota Jayaksa?"
Gerakan Alika terhenti sejenak.
"Ardana, kamu benar-benar mencintaiku?"
"Kamu nggak keberatan dengan semua masa laluku?"
Ardana menatapnya dengan yakin dan lembut. "Alika, aku ini pria dewasa. Aku bisa membedakan antara rasa cinta dan cuma mau balas budi. Aku menyukaimu, aku cinta padamu. Aku juga mau melindungimu."
"Soal masa lalumu, aku ikut sedih. Aku menyesal kenapa kita nggak bertemu lebih awal."
Ardana seorang pria baik, dia memperhatikan segalanya dan selalu menjaga kata-katanya.
Alika sudah melewati usia mencari cinta yang membara. Cinta yang datang tanpa diduga dan penuh perhatian seperti ini justru membuatnya makin sulit lupa.
"Ardana, ayo kita ke Kota Jayaksa."
Malam sebelum mereka berdua berangkat,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda