Bab 104
Wajah Sally sedikit mengeras saat melihat Indira berjongkok sambil buru-buru memungut pecahan mangkuk.
Gerakan itu bisa melukai tangannya.
Sally segera berdiri dan membuka pintu dapur.
"Kak."
Sebelum dia sempat bicara, Tamara sudah menyela sambil terus mengomel, "Masak saja nggak becus, biasanya kamu juga mengurus anakku seperti itu?"
"Ibu, keluar dulu, nanti bisa kena pecahan."
Indira tetap sabar, Sally belum pernah melihatnya marah.
"Baru sekarang kamu peduli padaku? Kalau saja kamu punya separuh kemampuanku seperti sewaktu aku muda, anakmu sudah besar. Nggak berguna! Aku yakin anakku cepat atau lambat akan bosan sama kamu."
"Cukup, belum?"
Sally tidak tahan lagi dan menarik Indira berdiri. Tatapannya beralih ke Tamara yang tampak terkejut.
"Memangnya kakakku biasanya nggak kerja? Dia bekerja keras, kenapa masih harus melakukan pekerjaan rumah? Kalau kamu merasa dia nggak cukup bagus, kamu lakukan sendiri saja!"
Dia menggenggam tangan Indira dan menyeretnya keluar, "Kak, kita makan d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda