Bab 14
Hendra ingin berbicara lagi, tetapi Sally sudah menutup telepon.
Dengan kecut hati, Hendra melirik kaca spion dan bertemu dengan sepasang mata itu. Hendra menaruh ponselnya dengan waswas.
Albert mencibir. Matanya penuh dengan kesinisan. "Siapa yang menyuruhmu menelepon Sally? Dia pasti berharap aku cepat mati agar bisa segera bersama orang yang disukainya."
Hendra memegang setir erat-erat dan tidak berani bersuara.
Jadi, sekarang pergi ke Kompleks Wanura atau ke rumah sakit?
Albert menatap langit-langit mobil. Lampu di dalam mobil redup. Dari sorot cahaya yang berkedip-kedip di luar jendela, terpapar jelas bayangan kebencian terhadap dirinya sendiri di matanya.
Lama kemudian, Albert menjawab, "Pulang ke Kompleks Wanura."
"Tapi Pak Albert, tanganmu ...."
"Nggak apa-apa."
Hendra tidak punya pilihan selain menyetir ke rumah.
Baru sepuluh menit tiba di rumah, telepon dari kediaman besar Keluarga Petro sudah berdering. Kabarnya, Diana terjatuh saat berjalan-jalan malam ini dan sekarang seda

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda