Bab 1 Pesta Pertunangannya
Lana pulang naik taksi sekitar pukul 8 malam ke kediaman Keluarga Sianas setelah selesai bekerja lembur. Di dalam vila sedang berlangsung pesta pertunangan yang mewah. Gelas-gelas berdenting, pakaian mewah dan parfum memenuhi ruangan.
Dia mengeratkan pelukan pada kucing kecil di lengannya, diam-diam berjalan memasuki gerbang.
Beberapa kenalan yang melihat Lana melirik ke arahnya dengan tatapan yang mengandung kegembiraan atas kesialan orang lain dan ejekan.
Ada juga yang menggelengkan kepala dengan perasaan kecewa.
Lana melirik jam dengan wajah tanpa ekspresi, menghindari keramaian, lalu berjalan ke dalam rumah.
"Lana, kamu membawa seekor kucing pulang?" tanya sebuah suara manis.
Lana menoleh, lalu tubuhnya tiba-tiba menegang. Di hadapannya berdiri sang mempelai wanita hari ini, Rika Sianas. Dia tampak sangat cantik dengan kulit putih dan wajah rupawan. Gaun panjang dengan belahan tinggi memperlihatkan kaki jenjang indah yang menarik banyak tatapan kagum.
Sejak kecil, Rika selalu menjadi pusat perhatian, sementara Lana hanyalah itik buruk rupa yang berada di bawah bayangannya.
Tatapan Lana meredup. Dia mengangguk, lalu berbalik hendak pergi, tetapi jalannya kembali dihalangi. Ketika melihat siapa yang menghalangi, Lana mengerutkan kening dengan perasaan muak. "Kak Paul."
Paul Sianas langsung memarahinya dengan nada dingin, "Ini adalah hari pertunangan Rika, apa kamu sengaja datang terlambat? Kamu sungguh nggak tahu diri!"
Rika menatap dengan mata berkaca-kaca sambil berkata, "Lana, beberapa hari ini kamu sepertinya nggak bahagia, apa ada masalah?"
"Huh, itu hanya karena pikiran kotornya. Dia menyukai tunanganmu, tapi nggak bisa mendapatkannya. Jadi, dia merasa iri padamu!" kata Paul dengan nada merendahkan.
"Kak, Lana bukan orang seperti itu." Rika mendorong Paul dengan manja.
Dibanding dengan Paul yang temperamental, Lana lebih membenci Rika. Wanita itu tampak perhatian, tetapi sebenarnya .... Lana tidak berniat banyak berbicara, hendak melangkah pergi melewati Rika.
Rika tersenyum sambil berkata, "Kak, kucing kecilnya lucu sekali." Rika tampak memuji kucing kecil bernama Cimi yang dipeluk Lana dengan tulus.
Tubuh Lana tiba-tiba menegang. Seperti yang diduga, detik berikutnya Paul langsung merebut kucing kecil itu dari pelukan Lana.
Lana langsung panik. "Kucing ini bukan milikku. Setelah memberikan obat untuk Ibu aku harus mengembalikannya."
Paul tertawa sinis. "Jarang sekali Rika menyukai sesuatu, jadi biarkan dia bermain semalaman dengan kucing ini. Besok aku akan mengembalikannya padamu. Kamu hampir saja mengacaukan pertunangan Rika hari ini, setidaknya kamu harus menebusnya sedikit."
Lana masih ingin bersikeras, tetapi Rika tiba-tiba mengelus kucing kecil itu. "Lucu sekali. Lana, bagaimana kalau kamu membiarkanku menggendongnya sebentar?"
Wajah Lana berubah dingin. "Nggak ...."
Sebelum Lana sempat menyelesaikan kata-katanya, kucing kecil yang tadinya gemetaran ketakutan itu tiba-tiba menjerit kesakitan.
Tangan Rika masih berada di tubuh kucing kecil itu, sementara dia berkata dengan nada menyedihkan, "Kucing kecil ini sepertinya nggak nyaman. Apakah tadi dia menjerit? Kasihan sekali."
Lana mengepalkan tinjunya dengan erat, sementara suaranya agak tertekan, "Rika, kembalikan padaku. Ini milik bosku."
Rika tersenyum dengan mata berbinar sambil menatap Lana dengan penuh makna. "Bosmu? Lana, bos memperlakukanmu dengan sangat baik. Apakah kamu berpacaran dengan bos?"
"Siapa yang berpacaran?" Tiba-tiba dari belakang beberapa orang itu terdengar suara pria yang jernih.
Ketika mendengar suara itu, darah Lana seakan mengalir mundur dalam sekejap, wajahnya pun tampak pucat pasi.
Lana tidak bergerak, juga tidak melihat ke arah pria itu, melainkan menatap tajam kucing di tangan Paul.
Kucing kecil itu meronta kesakitan, sama seperti dirinya sekarang ....
Pada saat itu, pria yang berbicara berjalan mendekat. Dia bertubuh tinggi, mengenakan jas khusus yang membuatnya tampak tampan dan elegan. Saat mendekat, cahaya lampu jatuh pada wajahnya yang tegas, membuatnya seakan memancarkan sinar.
Itu adalah Joshua, pria yang sudah disukai Lana selama bertahun-tahun ini.
Sayangnya, pria itu tidak mencintainya.
Hari ini adalah pesta pertunangan antara dia dengan adik sepupu Lana, Rika.
Joshua menatap dalam-dalam pada Lana yang terdiam, lalu menatap Paul sambil bertanya dengan suara berat, "Rika, ada apa? Dari mana datangnya kucing ini?"