Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 2 Menangis Lagi

Paul menatap Lana dengan senyum sinis, lalu mengguncang kucing kecil itu dengan keras. "Rika menyukai kucing Lana, jadi kami akan membawanya bermain sebentar. Rika, ayo kita pergi." Rika melirik Joshua diam-diam. Pria itu tampak tidak senang, membuat hati Rika berdetak kencang. Kemudian, Rika menghela napas sambil berkata, "Kak, lebih baik kita kembalikan saja pada Lana. Sepertinya dia sangat enggan melepaskannya." Lana menghela napas lega ketika mendengar itu. Dia menundukkan kepala, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil kucingnya. Paul adalah anak angkat Keluarga Sianas. Dia selalu memanjakan Rika, tetapi tidak akur dengan Joshua. Ketika mendengar itu, Paul mendengus dengan kesal, "Kucing ini memang pembawa sial, sama seperti seseorang yang juga pembawa sial." Setelah mengatakan itu, Paul tiba-tiba mengangkat tangannya untuk melemparkan kucing itu dengan keras. Tatapan Joshua tiba-tiba menjadi tajam, lalu jarinya bergerak. Semua orang berpikir kucing ini akan mati. Dengan ukuran sekecil itu, ia pasti akan mati atau cacat jika dilemparkan ke tanah. Tak ada yang menyangka bahwa ada sosok yang akan menerjang ke arah mereka. Itu adalah Lana! Lana menabrak lemari anggur merah yang ada di sampingnya dengan keras, membuat anggur merah membasahi sekujur tubuhnya. Lebih parahnya lagi, pecahan kaca yang tajam melukai lengan Lana. Karena anggur yang berwarna merah, tidak ada yang menyadari bahwa lengan Lana berdarah. Kucing kecil yang ketakutan itu terus mengeong, membuat seluruh pesta pertunangan yang tadinya meriah menjadi terasa tidak menyenangkan. "Lana, kenapa kamu begitu bodoh? Biar aku lihat apakah kamu terluka atau nggak." Rika adalah orang pertama yang berlari mendekat, seolah sangat khawatir. Jantung Lana berdetak kencang ketika dia berujar dengan suara pelan, "Nggak, aku nggak membutuhkanmu." Kemudian, Lana merasakan tubuhnya ditekan keras ke pecahan kaca. Kaca yang tajam langsung menusuk daging Lana untuk kedua kalinya, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa. Bulu mata Lana bergetar ketika dia menatap Rika yang ada di atasnya. Sayangnya, dia sama sekali tidak bisa melihat ekspresi Rika dengan jelas karena Rika membelakangi cahaya. "Lana!" Wajah Joshua tampak penuh amarah ketika dia mencengkeram Lana dengan gerakan cepat. Lana tiba-tiba merasa ingin menangis. Dia bisa mencium aroma yang seperti aroma pohon cemara dari tubuh Joshua. Dulu Lana bisa bahagia seharian penuh hanya dengan berada dekat sedikit saja dengan Joshua. Kini Lana juga merasa senang, tetapi ini sama seperti gula yang ditaburi pecahan kaca. Ada rasa sakit setelah manis. Joshua menunduk untuk melihat luka Lana sekilas, lalu amarah tanpa alasan muncul di matanya. "Bisakah kamu berguna sedikit meski sekali saja?" Lana menundukkan pandangan, merasa agak linglung. Joshua memang orang yang hebat, baik dalam hal akademis maupun status. Namun, Lana hanyalah lumpur yang tidak bisa dibentuk. Nilainya buruk, sering salah dalam pekerjaan, sementara penampilan tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan Rika yang menawan. Tadinya Lana masih memiliki identitas sebagai putri keluarga kaya, tetapi sekarang keluarganya sudah bangkrut. Lana benar-benar tidak memiliki kelebihan apa pun. Wajar saja jika dirinya yang seperti ini dibenci. Lana menarik napas dalam-dalam, melepaskan jari Joshua satu per satu dari kerah bajunya dengan berat hati, menunduk untuk mengeratkan pelukan pada kucing di tangannya, lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Joshua mengerutkan kening sambil menatap punggung Lana, sementara matanya tampak meredup. Benar-benar tidak berguna. Dia menangis lagi? Tamu-tamu di sekitar yang tidak mengetahui apa pun mulai saling berbisik. "Sungguh nggak tahu malu. Dia ingin merebut pacar adik sepupunya, lalu berpura-pura menyedihkan setelah gagal." "Kalian semua pasti kaget, ya. Tapi itu semua hanya kecelakaan. Oh ya, kakak sepupuku Lana juga akan segera menikah. Aku mohon kalian semua hadir pada saat itu." Rika melangkah keluar dengan anggun, memandang sekeliling, lalu tersenyum dengan sopan. Lana yang mendengar ini tetap tidak bersuara. Jika tidak mengatakan apa pun, itu tidak akan mempengaruhi reputasi Joshua. Dia tahu betapa sulit dan beratnya perjalanan yang sudah dilalui Joshua untuk mencapai posisi ini. Pria itu tidak mengandalkan Rika, dia sampai ke posisi ini dengan kemampuan dan usahanya sendiri. Lana sudah berada pada posisi yang sangat buruk, tidak boleh merugikan pria itu lagi. Namun, Lana tetap merasa terluka. Ternyata Joshua benar-benar tidak mencintainya. Jika tidak, bagaimana mungkin dia bertunangan dengan Rika? Bagaimana mungkin dia acuh tak acuh ketika mendengar kabar pernikahan Lana? Lengan Lana berdenyut sakit. Dia merasa kesakitan sampai menangis, air matanya pun mengalir dengan deras. Lana berjalan tertatih ke kamarnya sambil terisak. Dibanding dengan kemewahan kediaman Keluarga Sianas, tempat ini benar-benar seperti gudang. Namun, Lana merasa lega. Hanya di tempat ini dia bisa membiarkan kesedihannya meluap tanpa batas.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.