Bab 6 Pria Misterius
Mulut yang penuh bau rokok dan alkohol itu terus menyerang wajah dan leher Lana. Meskipun Lana sudah berusaha keras menghindar, tetapi pria gemuk itu tetap berhasil menciumnya beberapa kali.
Tangan pria gemuk itu juga makin tidak sopan, sementara mulutnya terus berkata, "Nona Lana, ini pertama kalinya aku melihat wanita secantik dirimu. Apa kamu mau menjadi pacarku? Aku bisa memberimu banyak hal. Rumah, mobil ...."
Lana menolak sambil tersenyum, "Jangan terburu-buru, Pak Adit. Setidaknya biarkan aku memikirkannya dulu, oke?"
Namun, Pak Adit tampak sudah tidak sabaran. Dia mendorong tubuh Lana ke sofa, mengangkat roknya, lalu berkata, "Biarkan aku bersenang-senang denganmu dulu sekali. Aku akan membayarmu 200 juta untuk sekali main. Ini sudah harga yang sangat mahal. Aku bisa melakukan apa pun pada wanita-wanita di luar sana dengan uang 200 juta."
Lana merasa sangat terkejut. Semua ketenangan yang pura-pura dia tampilkan langsung hancur. Lana berteriak meminta tolong, berusaha sekuat tenaga untuk melawan pria di hadapannya.
Namun, pria ini sangat berat. Bahkan dua pengawal di samping tidak tinggal diam. Mereka mendekat, membantu pria gemuk itu untuk menahan kedua kaki Lana, agar memudahkannya untuk melakukan apa yang dia inginkan.
Plak!
Pria gemuk itu menampar wajah Lana sambil memaki, "Kamu beruntung karena aku menginginkanmu. Jangan bersikap nggak tahu diri."
Lana ditampar sampai setengah wajahnya mati rasa, serta kepalanya pusing. Rasa putus asa menyerang hatinya. Dalam keputusasaan, Lana menggigit lidahnya sendiri dengan keras. Rasa sakit menyerang, mulutnya pun dipenuhi darah, tetapi Lana masih hidup. Ketika dia bersiap menggigit lidahnya lagi ....
Beban di tubuhnya tiba-tiba menghilang. Bersamaan dengan itu, selembar kain langsung menutupi matanya.
Lana mendengar jeritan kesakitan pria gemuk dan pengawalnya. Dia bertanya dengan bingung, "Siapa? Apa kamu yang menyelamatkanku?"
Pada saat itu, Lana merasakan seseorang dari belakang berputar ke hadapannya. Seharusnya dia adalah seorang pria. Orang itu tidak berbicara, sementara jarinya menyentuh wajah Lana dengan lembut.
Kemudian, hal tak terduga terjadi. Orang itu mengikat tangan dan kaki Lana, memasukkan sesuatu ke mulutnya, lalu langsung menggendongnya.
Lana dibawa ke sebuah hotel, lalu dilemparkan ke tempat tidur. Baru pada saat itulah dia mulai merasa takut. "Uh ...."
Lana berjuang keras, tetapi pria itu menekannya, melepaskan benda yang ada di mulutnya, lalu bibir pria itu menempel pada bibirnya.
Pria itu mencium lukanya dengan lembut, lalu ciuman itu perlahan berubah.
Pakaian dilemparkan ke mana-mana. Lana berteriak dengan keras, tetapi tidak ada yang mendengarkan. Hotel bintang lima ini memiliki peredam suara yang sangat bagus.
Lana kelelahan, air matanya terus mengalir, sementara dia menggigit bibirnya dengan keras
Setelah semua berakhir, Lana bertanya dengan suara serak sambil menahan rasa sakit, "Siapa kamu? Kenapa kamu melakukan ini padaku?"
Pria itu berhenti sejenak, lalu menindih Lana sambil perlahan menciumi wajahnya, seolah Lana adalah harta karun langka yang sangat berharga.
Pada saat itu, ponsel pria itu berdering.
Pria itu membelai pipi Lana dengan perasaan enggan, lalu memiringkan kepala untuk mencium wajah Lana.
"Apa Rika yang mengirimmu?" Lana tiba-tiba berkata dengan nada dingin, "Kamu ... apakah kamu merekam videoku? Jual saja padaku, aku bisa membayar lebih banyak dari dia."
Namun, pria itu pergi begitu saja.
Lana berjuang keras, baru menyadari bahwa kain yang mengikat tangannya sudah longgar. Dia menarik kain di wajahnya, langsung menyalakan lampu samping tempat tidur.
Kamar hotel itu sudah kosong, tidak ada jejak keberadaan pria itu.
Hanya ada pakaian Lana yang tampak berserakan di lantai. Dia mengerutkan kening, mengenakan pakaiannya satu per satu sembari menahan rasa sakit.
Tangannya mencengkeram erat dasi pria itu. Ini adalah benda yang digunakan pria itu untuk menutupi matanya. Seorang pria asing sudah melakukan hal yang paling intim dengannya. Karena pria itu tidak membiarkan Lana melihat wajahnya, artinya dia tidak ingin Lana mengetahui siapa dia. Sepertinya pria itu juga bukan orang suruhan Rika. Bukannya Lana meremehkan Rika, tetapi hanya dari dasinya saja, Lana bisa mengetahui bahwa pria itu adalah seorang kaya yang memiliki selera tinggi.
Siapa sebenarnya dia?