Bab 568 Menyaksikan Eksekusi (1)
"Alice, sekarang aku sudah tua. Semua yang kupunya memang aku tinggalkan untuk Feli dan anak-anak ini," ujar Guru Felicia sambil tersenyum. "Aku nggak akan menganggapmu sebagai putriku. Leonard si bocah menyebalkan itu punya banyak uang, jadi kamu nggak perlu memikirkan warisan dari orang tua sepertiku."
Alice tertegun, lalu buru-buru menggelengkan kepalanya. "Guru, bukan itu maksud saya. Ayah Leonard sudah memberi saya banyak uang. Saya nggak menginginkan uang Anda. Bahkan, uang saya pun bisa saya berikan semua untuk Anda, Feli, dan mereka."
"Saya hanya … " Suara Alice mulai bergetar. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya ingin memiliki lebih banyak keluarga.
"Nggak perlu menjelaskan apa pun, aku tahu maksudmu," ujar Guru Felicia sambil terkekeh. "Aku hanya bercanda."
"Kamu nggak perlu menganggapku sebagai ayahmu. Wisma Seratus Herba selalu terbuka untukmu, anggap saja tempat ini sebagai rumah keduamu. Jujur saja, aku sudah merawat begitu banyak anak, tapi aku nggak pernah berniat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda