Bab 23
Yohan membawa Hanna berkeliling, bertemu dengan beberapa tokoh penting.
Selama itu tak sedikit orang yang memperhatikan Hanna. Bibirnya terkatup rapat dan diam-diam berdiri lebih dekat pada Yohan.
Saat acara lelang dimulai, Yohan membawanya ke tempat duduk paling depan.
Barang-barang lelang tersusun memukau, tetapi tak ada yang benar-benar menarik.
Hingga belati kecil yang terakhir naik ke panggung. Ujungnya berkilau dingin, gagangnya sederhana namun tak bisa diabaikan. Seketika menarik perhatian Hanna.
"Kalau mau, ikut tawar saja." Yohan bersandar santai pada kursi.
Hanna menghitung tabungannya, lalu mengangkat papan bid. "Lima ratus."
Orang-orang di sekeliling tertawa pelan, berbisik sambil meliriknya.
Bahkan ada yang langsung bersuara, "Bagaimana mungkin pendamping Pak Yohan nggak tahu barang? Kamu tahu dari mana asalnya?"
Papan di tangan terasa lebih berat. Hanna menunduk, tak yakin apakah harus menaikkan harga.
Memang dia tak tahu asal belati itu, hanya merasa sangat menyukainya.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda