Bab 14
"Ya, aku memang sudah berkonsultasi dengan banyak dokter terkenal, tapi mereka semua nggak bisa berbuat apa-apa. Sekarang, setiap ada masalah, harus cepat-cepat dilarikan ke UGD. Kalau nggak, mungkin nggak akan tertolong lagi."
Yovita memohon dengan sedih.
"Tabib Sakti Seno, kemampuanmu sangat luar biasa. Tolong selamatkan ayahku. Dia nggak pernah merasakan kebahagiaan sepanjang hidupnya. Setelah akhirnya bisa hidup nyaman, kesehatannya malah runtuh."
Seno menggelengkan kepala.
"Menyelamatkan bukan berarti menghidupkan kembali orang mati, tapi pada dasarnya seperti berebut nyawa dengan malaikat maut. Kematian adalah takdir yang sudah ditentukan."
"Bukan karena aku nggak mau membantu kalian, tapi jujur saja, nyawa ayahmu sudah sampai di ujungnya. Yang bisa kulakukan hanya memperpanjang waktunya beberapa hari. Selain itu, aku nggak bisa membantu lagi."
Hati Yovita hancur mendengar kata-kata itu, tapi dia masih berusaha keras mengendalikan emosinya.
Lagi pula, Seno tidak mengatakan tidak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda