Bab 24
Sikap Seno membuat Vivian geram, tapi hatinya juga dipenuhi keheranan.
Karena Seno dulu pria yang baik, berwatak lembut dan tenang. Apa pun yang dikatakan Vivian, dia akan menyambut dengan senyuman, bahkan meminta maaf.
Tapi sekarang, pria itu acuh tak acuh terhadap segalanya. Sebanyak apa pun provokasi Vivian, dia tetap tidak peduli.
Seolah tidak ada apa pun yang bisa mengguncang hatinya.
"Tapi aku bisa mengatakan satu hal kepadamu. Aku sudah mengunjungi Gracia, dan aku sudah memberi pelajaran kepada orang yang menyakitinya."
"Kamu pasti nggak bisa membantahnya, 'kan?"
Mendengar kata-kata Seno, amarah Vivian mencapai titik didih.
Kalau hanya mengunjungi Gracia, mungkin masih bisa dimengerti.
Tapi, memberi pelajaran kepada orang yang menyakiti Gracia? Itu benar-benar omong kosong.
Yang menyakiti Gracia adalah Bimo. Orang serendah Seno ingin memberi pelajaran kepada Bimo? Pelayan Bimo saja bisa mengalahkan Seno dengan mudah.
"Kamu cuma bermulut besar, Seno. Aku nggak mau buang-buang wak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda