Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 23

Melihat Seno berdiri di sana, Vivian sedikit mengerutkan keningnya. "Seno, kamu sudah benar-benar kelewatan. Nggak cukup memukuli adikku, kamu bahkan berani memukul ibuku? Kamu nggak mau menjelaskan apa pun padaku?" Seno menggelengkan kepala dengan tegas. "Nggak ada yang perlu dijelaskan. Aku memang memukul mereka. Kamu panggil aku ke sini karena mau balas dendam, silakan. Nggak usah bicara yang nggak perlu." "Tapi aku mau mengingatkan. Kalau kamu mau memukuliku, empat orang di belakangmu itu nggak cukup." Mendengar kata-kata sombong Seno itu, kerutan di kening Vivian semakin dalam. Pria itu masih berani bermulut besar. Tapi Vivian menahan amarahnya. "Dia ibuku. Entah dia benar atau salah, kamu nggak berhak menyakitinya. Tapi urusan balas dendam bisa kutunda dulu." "Aku memanggilmu ke sini terutama untuk membuatmu mengerti seberapa besar perbedaan di antara kita." "Hanya dengan cara ini kamu bisa sadar betapa bodoh dan lemahnya dirimu. Kalau nggak, kamu pasti tetap keras kepala menipu

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.