Bab 38
Mendengar ini, Dhanu sangat senang.
"Baguslah, Gracia hampir pulih, sudah menunggu kedatanganmu. Ngomong-ngomong, kami harus berterima kasih kepadamu."
Seno tersenyum ringan dan mengangguk, lalu membuka pintu kamar rawat inap.
Cedera Gracia hampir hilang sepenuhnya, tapi dia sebenarnya masih agak lemah.
Wajahnya sedikit pucat, tapi justru menambah kecantikan yang lembut, memunculkan hasrat untuk melindunginya.
"Seno, kamu sudah sampai!"
Ketika melihat Seno, Gracia tersenyum penuh kekaguman. Matanya berkilau dengan cinta.
Seno mengangguk, menyibakkan sehelai rambut Gracia yang terurai. Gerakan ini membuat hati Gracia berdebar-debar dan pipinya merah merona.
"Aku takut kamu bosan seharian di rumah sakit. Mau keluar jalan-jalan sebentar?"
"Asal selalu bersamamu, aku mau pergi ke mana saja." Gracia mengangguk penuh kasih sayang.
Suasana mesra ini membuat Dhanu di samping terbatuk kecil.
"Eh, Pak Seno, kami sedang menyiapkan gaun untuk Gracia. Apa kamu mau ganti baju juga? Biar terlihat leb

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda